Members Login
Username 
 
Password 
    Remember Me  
Post Info TOPIC: AIR MATA NABI UTK KITA -BACALAH SAHABATKU


Senior

Status: Offline
Posts: 165
Date:
AIR MATA NABI UTK KITA -BACALAH SAHABATKU


Airmata seorang Nabi... kerana Umatnya (LIHATLAH CINTA NABI KPD KITA)

Tatkala ku membaca cerita ini sebak rasanya. Cerita
yang mengajarku erti
cinta dan kasih sayang yang suci.
Di saat sakratulmaut datang utk memisah roh dari
jasad, tatkala menanggung
kesakitan, Nabi Muhammad SAW masih lagi membimbangi
umatNya, hinggakan
kesakitan sakratulmuat ingin ditanggung olehNya
sendiri bukan umatNya.

YA ALLAH, sungguh besar penggorbananNya.
YA ALLAH, ampuni dosa kami, cucurilah Rahmat keatas
Nabi Muhammad SAW,
keluargaNya dan sahabat handaiNya.


Ku berharap agar Baginda berada didalam Pelukan dan
Kasih Sayang Allah.

Sungguh menyayat hati... sila baca. Buat pedoman
untuk kita semua.



Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar
cinta yang dicontohkan
Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning,
burung-burung gurun enggan
mengepakkan
sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas
memberikan kutbah, "Wahai
umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan
cinta kasih-Nya. Maka taati
dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara
pada, Al Qur'an dan
sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti
mencintai aku dan kelak
orang-orang yang mencintaiku, akan masuk
syurga bersama-sama aku." Khutbah singkat itu
diakhiri dengan pandangan mata
Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap
sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar
dadanya naik turun
menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas
panjang dan Ali
menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
"Rasulullah akan meninggalkan
kita semua," keluh
hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu,
hampir selesai menunaikan
tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat,
tatkala Ali dan Fadhal
dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan
lemah dan goyah ketika
turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh
sahabat yang hadir di
sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah
masih tertutup. Sedang di
dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan
keningnya yang
berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi
alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang
berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak
mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang
membalikkan badan dan
menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya
yang ternyata sudah
membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah
itu wahai anakku?" "Tak
tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku
melihatnya," tutur
Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya
itu dengan pandangan yang
menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian
wajah anaknya itu hendak di
kenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan
kenikmatan sementara, dialah
yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul
maut," kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat
maut datang menghampiri,
tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut
sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah
bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia
ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?"
Tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit
telah terbuka, para
malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka
lebar menanti
kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak
membuatkan Rasulullah
lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak
senang mendengar khabar
ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku
bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah
mendengar Allah berfirman
kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja,
kecuali umat Muhammad telah
berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan
tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan
Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk
semakin dalam dan Jibril
memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga
kau palingkan wajahmu
Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar
wahyu itu. " Siapakah yang
sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata
Jibril. Sebentar
kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit
yang tidak tertahankan
lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan
saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah
mulai dingin, kaki dan
dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar
seakan hendak
membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan
telinganya. "Uushiikum bis
shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat
dan peliharalah
orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,
sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali
kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii,
ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku" Dan,
berakhirlah hidup manusia mulia
yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita
mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim
'alaihi Betapa cintanya
Rasulullah kepada kita.

Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar
timbul kesedaran untuk
mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan
Rasulnya mencintai kita.
Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah
fana belaka. Amin... .

Ditulis semula oleh Ahmad Abu Samah.

*Ribuan terimakasih kepada penulis pertama dan
mereka-mereka yang berpesan-pesan. Sesungguhnya itu
adalah kewajiban seorang muslim. Insya Allah usaha anda akan
dibalas dengan ganjaran pahaladan utama, keredhaan-Nya.



__________________
PenangKia©


Senior

Status: Offline
Posts: 100
Date:

Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar
timbul kesedaran untuk
mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan
Rasulnya mencintai kita.
Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah
fana belaka. Amin... .







Insya-allah sahabatku...akan ku laksanakan perkara ini supaya dapat dihayati oleh semua muslimin dan muslimat....

__________________
jihad dengan kebenaran bukan bertopengkan kepalsuan
Page 1 of 1  sorted by
 
Quick Reply

Please log in to post quick replies.

Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard