Members Login
Username 
 
Password 
    Remember Me  
Post Info TOPIC: Air Mata Rasulullah


Guru

Status: Offline
Posts: 532
Date:
Air Mata Rasulullah



Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan


salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak


mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah


yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani


ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,


"Siapakah itu wahai anakku?"


Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"


tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan


pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah


anaknya itu hendak dikenang.


"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang


memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah,


Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang


menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama


menyertainya.


Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas


langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.


"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah


dengan suara yang amat lemah.


"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.


Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.


Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh


kecemasan.


"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.


"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"


"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah


berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat


Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.


Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh


Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,


urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."


Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya


menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.


"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya


Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.


"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata


Jibril.


Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang


tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyatnya maut ini, timpakan saja


semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah


mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.


Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera


mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum


- peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."


Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling


berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali


mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.


"Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"


Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini,


mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa


baarik wa salim 'alaihi


Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.


NB: Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul


kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya


mencintai kita.


 



__________________


Senior

Status: Offline
Posts: 254
Date:

berterima kasih seadanya ia....nabi kesayangan kini tiada... yg ada hanya ada satu kitab yg nyata....berpandu la ia...semoga ianya menjadi petunjuk tuk mencari jalan yg lurus....



__________________
A d i b T o s h i o™
Page 1 of 1  sorted by
 
Quick Reply

Please log in to post quick replies.

Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard