..:: Bila Hati Ini Berbicara...(aduh salina...!!!) ::..
Original posted by - Gagakemas -
Edited posted by - Seluangemas -
Banyak orang muslim terutama yang memperhatikan masalah akhlak kepada Allah, mengemukakan bahawa hati manusia merupakan kunci pokok pembahasan menuju pengetahuan tentang Tuhan. Hati, sebagai pintu dan tempat Tuhan memperkenalkan kesempurnaan diri-Nya.
"Tidak dapat memuat zat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali "Hati" hamba-Ku yang mukmin, lunak dan tenang (HR Abu Dawud ).
Hanya melalui "hati manusialah" keseimbangan sejati antara Tuhan dan alam akan dapat dicapai.Al Qur'an menggunakan istilah qalb (hati) 132 kali, makna dasar kata itu ialah membalik, kembali, pergi maju-mundur, berubah, naik-turun.Diambil dari latar belakangnya hati mempunyai sifat yang selalu berubah, sebab hati adalah fokus dari kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan.
Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia. Kehadiran-Nya terasa di dalam hati, dan wahyu mahupun ilham diturunkan kedalam hati para Nabi maupun wali-Nya.
"Ketahuilah bahwa Tuhan membuat batasan antara manusia dan hatinya, dan bahawa kepada-Nya lah kamu sekalian akan dikumpulkan" (QS 8:24)
"(Jibril) menurunkan wahyu ke dalam hati nuranimu dengan izin Tuhan, membenarkan wahyu sebelumnya, menjadi petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman" (QS 2:97)
Hati adalah pusat pandangan , pemahaman , dan ingatan ( zikir )
"Apakah mereka tidak pernah berjalan di muka bumi ini supaya hatinya tersentak memikirkan kemusnahan itu, atau mengiang di telinganya untuk didengarkan ? sebenarnya yang buta bukan mata , melainkan " hati" yang ada di dalam dada." (QS 22:46)
"Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, memahaminya, dan sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya." (QS 18:57 )
"Apakah mereka tidak merenungkan isi Al Qur'an? atau adakah hati mereka yang terkunci?" (QS 47:24)
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS 18:28)
Iman tumbuh dan bertakta di dalam hati, begitu juga kekafiran, kemungkaran serta penyelewengan dari jalan yang lurus. Oleh sebab itu, Allah tetap menegaskan bahawa kelakuan seseorang tidak hanya sekadar syarat sah rukun syariat saja, akan tetapi harus sampai kepada pusat iman yaitu "hati".
Mungkin kita hampir lupa bahawa ibadat kita selalu menuntut pemurnian hati (keikhlasan), sehingga akan menghasilkan sesuatu yang haq serta nampak iman secara langsung.
Iman yang pernah diikrarkan oleh kaum Arab Badwi dihadapan Rasulullah bukan kategori iman yang sebenarnya, sehingga seketika itu Allah menurunkan wahyu untuk memperingatkan kepada mereka (Arab Badwi) :
"Orang-orang Badwi itu berkata : "kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka) "Kamu belum beriman", tetapi katakanlah "kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk kedalam hatimu" (QS 49:14) .
Iman yang benar mempunyai ciri tersendiri dan diakui oleh Al Qur'an. Ia tertegun dan terharu tatkala nama Allah disebut ... dan bahkan ia terdorong ingin meluapkan kegembiraan dan kerinduannya dengan menjerit seraya bersujud dan menangis. Bergetar hatinya dan bertambahlah imannya. Ia begitu kukuh dan mantap dalam setiap langkahnya kerana keIhsanan bersama dengan Allah yang selalu menjaga.
Ia akan selalu berbisik ke dalam lubuk hatinya tatkala menghadapi persoalan dan kesulitan di dunia, kerana disitulah Allah meletakkan ilham sebagai pegangan untuk menentukan sikap. Sehingga kaum beriman akan selalu terjaga dalam hidayah dan bimbingan Allah Swt.
Firman Allah Swt :
"Suatu musibah tidak akan menimpa seseorang kecuali atas izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, tentu Dia akan menunjuki "hatinya". Dan Tuhan Maha Mengetahui segala-galanya" (QS 64:11)
"Keimanan telah ditetapkan Allah ke dalam "hatinya" serta dikukuhkan pula Roh dari diri-Nya" (QS 58:22)
"Dan Kami tunjang pula mereka dengan petunjuk, dan Kami teguhkan hati mereka" (QS 18:13-14)
"Dialah yang telah menurunkan ketentraman di dalam hati orang-orang yang beriman supaya bertambah keimanannya disamping keimanan yang telah ada" (QS 48:4)
Syaitan menggantikan kedudukan Allah bertakta di istana hati manusia yang lalai. Allah akan memalingkan dan menghinakan orang yang lalai akan Allah. Allah akan mengunci dan mematikan hati sehingga ia diberi gelar "binatang ternak!!!" Bahkan lebih sesat dari itu. Kalau sampai terjadi seperti ini maka tertutuplah hati untuk menerima cahaya dari Allah Swt. Maka tidak hairan jika perbuatannya akan cenderung mengikuti langkah-langkah syaitan yang dilarang oleh Allah, syaitan menggantikan tempat Allah menduduki hati yang tertutup dan dialah yang akan menasihati dan membimbing ke jalan yang sesat. Kekejian itu akan merebak ke dalam kalbu melalui hembusan ilham sehingga akal fikiran tidak mampu menghalau datangnya petunjuk tersebut. Marah dan benci tidak pernah direncanakan, akan tetapi ia datang langsung ke pusat hati, dan tubuh tanpa daya mengikuti kemahuan sihir si iblis.
Hati menjadi buta.......!!!
Allah berfirman :
"Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertai" (QS 43:36)
"Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah kerana kurnia Allah dan rahmat-Nya nescaya tidak seorangpun dari kamu sekalian bersih ( dari perbuatan keji dan mungkar ) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS 24:21)
Iman dan kafir terletak di dalam hati, Allah telah memberikan berikut contoh-contohnya antara orang yang dibukakan hatinya dan yang ditutup hatinya, serta perilaku keduanya. Maka keputusannya terletak kepada kebebasan manusia itu sendiri untuk memilih jalan yang sesat ataupun yang lurus. Karena disitu akan mendapatkan bimbingan langsung baik jalan kesesatan maupun jalan ketaqwaan.
Firman Allah :
"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan-Nya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya" (QS 91:7-10)
Ayat di atas memberikan pengertian atas pentingnya membersihkan jiwa, sehingga apabila hal ini terjadi, maka Allah-lah yang akan membimbing ketaqwaan, keimanan, serta ketulusan. Namun sebaliknya Allah akan menistakan manusia yang melalaikan akan Allah serta mengotori hatinya dengan mengirim musuh Allah sebagai penasihat dan mengajak ke jalan kesesatan.
Kemudian apa langkah selanjutnya, serta bagaimana terapi untuk mengembalikan hati yang sudah terlanjur karam dilumpur nista ?
Pertama, kita sudah memahami bahawa penyebab utama dari ketidakmampuan berbuat baik dan kesulitan menjaga dari perbuatan keji dan mungkar serta tidak didengarnya setiap doa, adalah tertutupnya mata hati dari NUR ILAHI ".
Kedua, tumpukan masalah mengurus hati dulu, jangan mempersoalkan hal yang lain, kerana "hati" sedang menderita sakit kronik. Kita harus perhatikan dengan sungguh-sungguh, dan menyerahkan diri kepada Sang Pembuka Hati ... Dialah yang menutup hati kita, membutakan, menulikan, dan mengunci mati dan tidak memberikan kefahaman atas ayat-ayat Allah yang turun ke dalam hati.
Mari kita perhatikan kedalam, kita jenguk hati kita yang sedang berbaring tak berdaya, disitu terlihat syaitan dengan berleluasa memberikan pedoman dan petunjuk bagaimana berbuat keji dan mungkar. Ia mengajak fikiran untuk merewang ke angkasa, mengajaknya mi'raj keangan-angan yang panjang dan melupakannya ketika badan sedang solat, sedang berwudhu' dan membaca Al Qur'an dan ibadah yang lain. Kita sudah beberapa kali mencuba menepis ajakan itu namun apa daya kekuatan iblis memang luar biasa, kita bukan tandingannya untuk melawan dan mengusirnya. Ia ghaib dan licik ... ia berjalan melalui aliran darah manusia, ia bisa menembus tembok ruang dan waktu, ia ada dalam fikiran dan bahkan bertakta di dalam hati manusia. Cukup sudah usaha kita untuk melawannya, namun gagal dan gagal lagi.... ...
Namun ada yang yang tidak "MATI", yaitu diri sejati yang selalu melihat keadaan hati kita yang sakit. Ialah "Bashirah" (QS 75:14),
ia tidak pernah bersekongkol dengan syaitan, ia yang mengetahui kebohongan hati, kejahatan, dan ia selalu mengikuti fitrah Allah, ia jujur, tawadhu', khusyu', kasih sayang dan adil ( lihat tafsir sofwatut tafasir, oleh prof. Ali Assobuni).
Kita harus cepat mendengarkan suara Dia yang selalu mengajak ke arah kebajikan, Ia sangat dekat dengan Allah, Ia sangat patuh, Ia penuh iman, Ia berbicara menurut kata Allah (ilham), dan kedudukannya sangat tinggi di atas syaitan dan jin sehingga mereka tidak bisa menembus untuk menggodanya (QS 37:8).
Anda bisa merasakannya sekarang ... tatkala anda berbohong, Ia berkata sebaliknya ... kenapa kamu berbohong ... Ia tidak tidur tatkala kita tidur ... Ia melihat tatkala kita bermimpi dikejar anjing ... Ia melihat ketika jin menggoda dan syaitan menyesatkan, namun hati tidak kuasa mengikuti kata bashirah yang oleh Allah digelari "ROH".
Maka beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan celakalah orang yang mengotorinya (QS 91:9-10)
Kita kembali kepada persoalan hati ,
Mari kita perbaiki hati kita dengan cara mendatangi Allah, kita serahkan persoalan ini ... kerumitan hati yang selalu ragu-ragu ... ketidakmampuan menahan syahwat yang bergolak keras ...
Mari kita contoh Nabi Yusuf ketika gejolak nafsu sudah menguasai hatinya, Ia tidak kuasa lagi menahan syahwatnya tatkala zulaikha datang menghampiri untuk mengajaknya berbuat maksiat ... Ia cepat berpaling dan menghampiri Allah dan mengadukan keadaan syahwatnya yang terus menerus mengajak kepada keburukan. Kemudian Allah mendatangkan rahmat-Nya dan memalingkan hatinya, mengangkat kekejian di dalam hatinya, dan akhirnya Nabi Yusuf terbebas dari perbuatan yang dilaknat Allah Swt.
Allah sendiri yang akan memalingkan hati dari perbuatan keji dan mungkar sehingga terasa sekali sentuhan Ilahi tatkala mengangkat kotoran hati dengan cara menggantikannya dengan perbuatan baik dan ikhlas.
Allah berfirman :
"Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf-pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu, andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih (ikhlash)" (QS 12:24)
Mungkin kita masih ragu-ragu ... apa mungkin kita bisa mendapatkan petunjuk dan bimbingan Allah dalam menghindari perbuatan keji dan mungkar? Mari kita hindari prasangka yang buruk terhadap Allah, kita timbulkan rasa percaya bahawa hanya Allah-lah yang mampu memberikan hidayah dan bimbingan serta mencabut persoalan yang kita hadapi.
Ketika Allah membuka Hidayah ke dalam "Hati". Hilangkan rasa takut tersesat didalam menempuh jalan rohani ... bekal kita adalah tauhid, lambungkan jiwa melayang menuju Allah ... dekatkan dan berbisiklah dengan kemurnian hati ... jangan menghadap dengan fikiran yang celaru, sebab anda akan mengalami ganguan. Usahakanlah tubuh anda tenang dan pasrah ... biarkan hati bergerak menyebut Asma-Nya yang Maha Agung ... Ajaklah perasaan dan fikiran untuk hadir bersujud dihadapan-Nya.
Jangan hiraukan kebisingan di luar ... usahakan hati tetap teguh menyebut nama Allah berulang-ulang ... sampai datang ketenangan dan hening serta rasa dingin didalam kalbu ... kalau anda mengalami ganguan ... bererti cara berzikirnya menggunakan tumpuan didalam fikiran, maka ulangi dengan cara berkomunikasi didalam jiwa / hati ...
Mohonlah kepada Allah agar dibukakan hati dan dimudahkan menempuh jalan menuju makrifat
Biasanya ... kalau kita mendapatkan ketenangan dan kekhusyu'an didalam berkomunikasi dengan Allah ... mula-mula hati menjadi sangat terang ... mudah sekali menangis terharu tatkala kita menyebut Asma-Nya ... kita tidak kuasa membendung air mata ketika solat ... membaca Al Qur'an dan melihat keagungan Allah yang lain ... hati sering bergetar manakala kita berhadapan dengan-Nya ... badan turut bergoncang dan berat dirasa seakan ada yang mendorong untuk bersujud dan menangis ... keihsanan dan tauhid kepada Allah bertambah kuat.
Keyakinan bertambah lekat, serta perubahan demi perubahan didalam kalbu semakin terlihat. Perilaku kita akan dibimbing ... perilaku hati yang semula kaku dan cenderung kasar berubah dengan sendirinya ..menjadi lembut ... Yang semula solat fikiran turut melayang-layang berubah dengan kekhusyu'an dan terasa nikmatnya ... dan seterusnya ...
HAL INI TIDAK AKAN PERNAH TERJADI, APABILA KITA HANYA MENJADIKAN ARTIKEL INI SEBAGAI RUJUKAN ILMU YANG HANYA UNTUK DIPERDEBATKAN, LALU DISIMPAN DALAM ALMARI ...